π Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Di Accurate
3 Membuat buku harian atau jurnal umum 4. Membuat buku besar 5. Membuat neraca saldo 6. Membuat jurnal penyesuaian 7. Membuat neraca lajur 8. Membuat laporan keuangan Berikut ini akan diberikan contoh bagaimana lebih jelasya langkah-langkah di atas dilakukan pada contoh kasus akuntansi dengan bidang usaha jasa. Sehingga langkah-
B Cara Memperbaiki Kesalahan Pencatatan Pendapatan Diterima Di Muka dengan Jurnal Koreksi. 08. Kesalahan dalam Kapitalisasi Biaya. A: Sekilas Tentang Kesalahan dalam Kapitalisasi Biaya. B: Cara Memperbaiki Kesalahan dalam Kapitalisasi Biaya dengan Jurnal Koreksi. 09. Kesalahan dalam Taksiran Umur.
Buatlahjurnal penyesuaian pada saat pengisian kembali dana kas kecil di awal periode? Baca Juga: Cara Mencatat Transaksi Kas Masuk dan Kas Keluar di Accurate. Contoh Jurnal Penyesuaian Kas Kecil Metode Imprest. Contoh jurnal penyesuaian kas kecil metode imprest dipergunakan perusahaan agar dapat mengalokasikan informasi keuangan sejalan
1 MYOB ACCOUNTING MYOB (Mind Your Own Business) Accounting merupakan software olah data akuntansi secara terpadu (integrated software), yaitu proses pencatatan data transaksi akuntansi dilakukan dengan cara mengentri data transaksi melalui media formulir yang terdapat dalam command centre, kemudian program MYOB akan memproses secara
Perbedaanutama dari buku besar adalah bahwa buku besar menunjukkan semua transaksi dengan akun, sedangkan neraca saldo hanya menunjukkan total akun, bukan masing-masing transaksi terpisah. Jika beberapa entri penyesuaian dimasukkan, itu harus tercermin dan ada pada trial balance. Dalam hal ini, itu harus menunjukkan angka sebelum penyesuaian
3Cara Mencatat Jurnal Modal Usaha. 3.1 Pencatatan Secara Manual. 3.2 Pencatatan Dengan Software Akuntansi. 3.2.1 1. Pilih menu βKas & Bankβ > βKas Masukβ (Tambah Data) 3.2.2 2. Input jumlah nominal Hutang anda dengan dengan Jurnal sebagai berikut: 3.2.3 3. Cek kembali data yang Anda input.
FormulirBukti Jurnal digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang biasanya dicatat dalam jurnal umum dimana transaksi-transaksi ini tidak dapat dicatat dengan menggunakan form-form dalam modul lain yang telah disediakan ACCURATE Accounting Software. Contoh transaksi yang di input pada jurnal umum adalah : Setoran dana tunai ke
JurnalIlmiah Psikomuda Connectedness Volume 1, Nomor 2 ISSN 2798-1401 50 Validitas Konstruk Skala Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Adinda Shofia, Meirista Dian Nawangwulan Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong e-mail correspondence: adindashofia@
FormulirJournal Voucher (Bukti Jurnal) dapat dibuka dari menu utama Klik Aktivitas > Buku Besar > Bukti Jurnal Umum. dan berikut tampilan Untuk jurnal voucher Demikian penjelasan mengenai Fungsi Journal Voucher Pada Accurate, jika Anda kurang jelas bisa menghubungi kami kembali.
. Jurnal penyesuaian merupakan bagian dari siklus akuntansi perusahaan yang penyusunannya dianggap sulit. Namun, pihak keuangan bisa melihat cara pencatatan jurnal penyesuaian terlebih dahulu agar mengetahui mengenai alur pencatatannya. Jurnal penyesuaian ini dibuat berdasarkan logika dan transaksi yang menyebabkan perubahan saldo pada akun tertentu. Pada contoh jurnal penyesuaian terdapat beberapa contoh pencatatan yang berkaitan dengan beberapa tipe akun. Pihak perusahaan perlu menyesuaikan akun tersebut agar menunjukkan saldo sebenarnya saat akhir periode. Simak ulasan berikut mengenai cara membuat jurnal penyesuaian beserta contohnya. Apa itu Jurnal Penyesuaian? Jurnal penyesuaian merupakan jurnal untuk mencatat transaksi keuangan pada akhir periode akuntansi yang belum dicatat atau belum sempurna dicatat dalam jurnal umum atau jurnal pembelian dan penjualan. Tujuan dari jurnal penyesuaian adalah untuk memperbaiki akun-akun yang sudah ada pada buku besar, menghitung pendapatan dan biaya yang belum dicatat, serta menyesuaikan jumlah aset dan kewajiban perusahaan dengan posisi yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian biasanya dilakukan pada akhir periode akuntansi, seperti akhir bulan atau akhir tahun, sebelum proses penyusunan laporan keuangan. Beberapa contoh transaksi yang dicatat dalam jurnal penyesuaian antara lain akumulasi biaya-biaya yang belum dibayar, pendapatan yang belum diterima, penyusutan aset tetap, dan pajak yang masih harus dibayar. Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Cara menyusun jurnal penyesuaian ini mengacu pada neraca saldo yang dilakukan pada akhir periode. Jurnal penyesuaian berguna untuk menentukan saldo sebenarnya dari akun nominal, yaitu pendapatan dan beban. Selain itu, jurnal penyesuaian juga digunakan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari akun riil. Dalam membuat jurnal ini tidak semua akun harus disesuaikan, melainkan hanya beberapa tipe saja. Perusahaan perlu menyesuaikan akun tersebut karena jumlahnya saat awal periode berbeda dengan saat pencatatan akhir, dan biasanya perlu menggunakan aplikasi pembukuan untuk mencatatnya agar lebih akurat. Simak ulasan ini berikut ini mengenai cara menyusun jurnal penyesuaian berdasarkan tipe akun. Baca juga Apa itu Neraca Saldo? Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Cara Menyusunnya 1. Beban Dibayar di Muka Contoh jurnal penyesuaian yang pertama, yaitu untuk akun beban dibayar dimuka. Definisi dari akun ini sendiri adalah beban yang harus dibayar oleh perusahaan saat periode selanjutnya. Namun, meskipun membayarnya di periode mendatang, akun tersebut harus dilaporkan saat membuat jurnal penyesuaian. Contohnya, nilai akun asuransi dibayar di muka milik perusahaan adalah sebesar Ternyata saat akhir periode nilainya berkurang menjadi Rp. Hal ini berarti asuransi dibayar dimuka menjadi beban perusahaan adalah dikurangi dengan hasil Rp. yang diakui sebagai beban asuransi. Selanjutnya beban asuransi dicatat sebelah debet di jurnal penyesuaian, sedangkan asuransi dibayar di muka menempati posisi kredit. Sementara nominal yang tertulis di jurnal penyesuaian adalah selisih antara neraca saldo dan saldo akhir asuransi. Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Desember 2022 Beban Asuransi Rp. Asuransi Dibayar di Muka Rp. 2. Perlengkapan yang Masih Tersisa Jurnal penyesuaian perlengkapan yang terpakai bertujuan untuk mengetahui apakah saldo akun perlengkapan sama dengan jumlah fisiknya. Hal ini karena perusahaan akan menggunakan perlengkapan tersebut untuk periode mendatang. Perlengkapan merupakan bahan yang dibeli untuk kegiatan operasional perusahan dan tidak bertujuan dijual kembali. Contoh jurnal penyesuaian untuk akun ini, misalnya pada awal periode saldo akun perlengkapan ternyata sebesar Lalu, saat akhir periode ternyata diketahui sisa saldo perlengkapan adalah RP. Dapat dikatakan bahwa selisih saldo sebesar Rp. merupakan nilai perlengkapan yang sudah digunakan perusahaan. Selisih tersebut perlu dicatat pada jurnal penyesuaian agar kondisi sebenarnya akun perlengkapan bisa terlihat. Nilai yang sudah dipakai tersebut kemudian dicatat sebagai beban perlengkapan pada sisi debet jurnal penyesuaian. Sementara akun perlengkapan menempati sisi kredit untuk mengurangi saldo sesungguhnya. Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Desember 2022 Beban Perlengkapan Rp. Perlengkapan Rp. 3. Pendapatan Diterima di Muka Berikutnya, Anda harus membuat jurnal penyesuaian pendapatan diterima di muka. Akun ini muncul karena pelanggan yang membayar terlebih dahulu akan tetapi Anda belum memberikan barang atau jasa. Pendapatan dibayar di muka pada awalnya diakui sebagai utang karena belum menjadi hak perusahaan. Contoh jurnal penyesuaian untuk akun ini misalnya perusahaan menerima pendapatan di muka sebesar Akan tetapi hingga akhir periode ternyata perusahaan baru menyelesaikan tugasnya sebesar Selisih Rp. berarti masih menjadi hutang pendapatan perusahaan. Berikut cara mencatat jurnal penyesuaiannya. Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Desember 2022 Pendapatan Diterima Dimuka Rp. Pendapatan Jasa Rp. 4. Beban Sewa Gedung Dibayar di Muka Contoh jurnal penyesuaian untuk akun ini sebenarnya mirip dengan pencatatan beban dibayar di muka. Misalnya perusahaan telah membayar sewa gedung, yang merupakan aset tetap di muka sebesar Tetapi, ternyata saldo yang sudah digunakan hanya sebesar Rp. sehingga sisanya harus dicatat ke dalam jurnal penyesuaian. Selanjutnya, Anda perlu menghitung selisihnya terlebih dahulu, yaitu Rp. dikurangi Rp. yang hasilnya Selisih ini dicatat ke beban sewa di sisi debet dan sewa dibayar di muka pada sebelah kredit. Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Desember 2022 Beban Sewa Rp. Sewa Dibayar di Muka Rp. 5. Penyusutan Peralatan Cara membuat contoh jurnal penyesuaian penyusutan peralatan terjadi ketika terjadi pengurangan nilai atau depresiasi. Contohnya, peralatan perusahaan mengalami penyusutan senilai Rp. Nilai penyusutan tersebut langsung dicatat ke dalam jurnal penyesuaian. Akun yang digunakan adalah beban penyusutan peralatan di sebelah debet jurnal penyesuaian. Lalu, sisi kredit jurnal penyesuaian diisi dengan akun akumulasi penyusutan peralatan. Berikut ini contoh cara mencatat jurnal penyesuaian penyusutan peralatan. Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Desember 2022 Beban Penyusutan Peralatan Rp. Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp. 6. Piutang Pendapatan Akun piutang pendapatan muncul karena adanya hak perusahaan yang masih belum diterima. Terjadinya piutang pendapatan ini karena perusahaan belum menerima bayaran, tetapi sudah memberikan jasa ke pelanggan. Dalam hal ini bisa dikatakan pelanggan masih memiliki hutang ke perusahaan. Contoh jurnal penyesuaian piutang pendapatan, yaitu perusahaan menyelesaikan pekerjaan dengan nilai Rp. tetapi belum menerima bayaran. Transaksi tersebut dicatat di jurnal penyesuaian dengan akun piutang pendapatan di sisi debet. Sedangkan di sisi kreditnya diisi dengan akun pendapatan jasa. Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Desember 2022 Piutang Pendapatan Rp. Pendapatan Jasa Rp. 7. Menyelesaikan Jurnal Penyesuaian Terakhir, dari semua contoh jurnal penyesuaian yang sudah dibuat harus melalui tahap penyelesaian terlebih dahulu. Penyelesaian ini dilakukan dengan mengentri seluruh transaksi tersebut ke satu jurnal penyesuaian. Selanjutnya, Anda perlu melanjutkannya dengan menyelesaikan neraca saldo untuk membuat laporan keuangan akhir periode perusahaan. Contoh Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian secara lengkap ini memuat seluruh akun yang harus disesuaikan. Pencatatannya dilakukan secara sistematis dan berurutan, sehingga memudahkan akuntan jika harus memindahkannya ke neraca lajur. Berikut contoh jurnal penyesuaian yang bisa menjadi referensi. Contoh jurnal penyesuaian di atas memuat semua akun yang perlu disesuaikan di akhir periode oleh perusahaan jasa. Pembuatan jurnal penyesuaian ini memerlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam menghitung atau memasukkan saldo. Hal ini karena akun yang dicatat dalam jurnal penyesuaian akan berdampak pada laporan keuangan perusahaan. Maka dari itu, gunakanlah software akuntansi sehingga tidak terjadi human error atau terlewat rincian lainnya saat melakukan kegiatan akuntansi di perusahaan. Anda juga dapat mempelajari jurnal penyesuaian secara GRATIS melalui Add-Ons Integration Mekari Jurnal.
Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Jurnal Penyusutan Pengertian dan Cara Membuatnya Jurnal Penyusutan Pengertian dan Cara Membuatnya Pada dasarnya, jurnal penyusutan adalah salah satu bagian yang terdapat di dalam jurnal akuntansi, yang mana jurnal penyusutan aset tetap ini dibuat agar perusahaan bisa mengetahui informasi umur atau nilai aktiva tetap yang dimilikinya. Nilai pada aktiva tetap ini bisa mengalami penurunan atau sebaliknya. Dalam penurunan nilai ini dikenal sebagai beban atau pencatatan jurnal depresiasi. Dengan adanya jurnal penyusutan ini, maka perusahaan bisa memanfaatkan sisa dari nilai asetnya. Sehingga, pencatatan yang dilakukan pada akhir periode dari hasil perhitungan pun akan dilakukan penyesuaian agar bisa menghasilkan perubahan saldo di dalam akun tersebut. Lalu, apa pengertian sebenarnya dari jurnal penyusutan? Bagaimana cara menghitungnya? Tenang, kami sudah menyiapkan jawabannya pada artikel tentang jurnal penyusutan di bawah ini. Pengertian Jurnal Penyusutan Aktiva Tetap Jurnal penyusutan atau yang banyak dikenal dengan jurnal depresiasi adalah suatu proses pencatatan akuntansi jurnal laporan keuangan di dalam akhir periode. Tujuan dibuatnya jurnal penyusutan adalah agar Anda bisa mengalokasikan beban tersebut dan memanfaatkan nilai aset selama beberapa periode tertentu. Dalam hal ini, istilah penyusutan digunakan sebagai suatu nilai manfaat yang bisa didapatkan selama sisa pemakaian aktiva. Selain itu, di dalam aktiva tetap juga harga yang mengalami penurunan hanya aktiva yang memiliki wujud, yang mana aktiva tersebut terdiri dari gedung, kendaraan, mesin dan lain sebagainya, kecuali tanah. Untuk itu, beban ini akan muncul di dalam jurnal akumulasi penyusutan beban, yang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut 1. Harga Perolehan Harga perolehan terjadi saat Anda membeli aktiva tersebut, baik itu membelinya dalam kondisi baru ataupun kondisi bekas. Sehingga, pembelian tersebut akan tetap dihitung sebagai harga pembelian. 2. Perkiraan Umur Ekonomis Perkiraan umur terjadi karena adanya pemanfaatan atau pemakaian pada aktiva tersebut. Umumnya, umur ini juga digunakan dengan menggunakan satuan unit, tahun, kilometer dan lain sebagainya, tergantung dari keputusan manajemen perusahaan. 3. Nilai Residual Nilai residual atau yang sering dikenal sebagai nilai sisa adalah nilai kas aktiva tetap pada akhir masa pemanfaatannya. Nilai ini mempunyai estimasi, yang mana perusahaan bisa memutuskan untuk menjual aset tersebut. Baca juga Piutang Pendapatan Pengertian dan Contohnya Metode Jurnal Penyusutan Dalam membuat jurnal penyusutan terdapat tiga metode yang bisa Anda pilih. Nah, ketiga metode jurnal penyusutan tersebut adalah sebagai berikut 1. Straight Line Method Garis Lurus Straight line basis atau metode garis lurus adalah suatu metode perhitungan jurnal penyusutan yang dilakukan dengan karakteristik nilai beban penyusutan yang sama setiap tahunnya. Nilai penyusutan ini tidak akan bisa berubah hingga umur ekonomis aset tersebut habis. Sebelum kita lebih jauh membahas tentang perhitungan metode garis lurus, tentunya Anda harus mengetahui arti dari penyusutan tersebut. Sederhananya, penyusutan adalah suatu perpindahan biaya dari beban yang dilakukan secara berkala selama masa penggunaan atau fungsinya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perusahaan akan menggunakan perhitungan depresiasi untuk aset yang memiliki sifat fisik. Sedangkan penilaian nilai aset yang tidak berwujud bisa dilakukan dengan menghitung amortisasi. Contohnya, amortisasi bisa digunakan untuk menghitung nilai penurunan pada hak paten ataupun perangkat lunak software. Baik itu depresiasi ataupun amortisasi, keduanya digunakan untuk membebankan aset dalam kurun waktu yang lama, bukan hanya ketika proses pembeliannya saja. Itu artinya, pihak perusahaan bisa meregangkan aset dalam kurun waktu tertentu. Sehingga, perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari aset tanpa harus mengurangi biaya penuh dari laba bersih perusahaan. Metode penyusutan pada garis lurus ini dihitung dengan membagi perolehan nilai sisa dengan estimasi waktu pemanfaatan aset. Untuk menghitungnya, kita membutuhkan tiga komponen, yaitu harga perolehan, nilai residu, dan usia ekonomis aset. Berikut ini adalah rumusnya Metode garis lurus = Harga perolehan β Nilai Residu Usia Ekonomis Aset 2. Service Hour Method Metode ini digunakan dengan menentukan saat jam aset atau peralatan perusahaan digunakan, sehingga beban penyusutan akan sangat tergantung dengan jam masa penggunaan. Metode ini kerap kali untuk aktiva yang rentan mengalami kerusakan bila digunakan secara penuh selama seharian, terlebih lagi aset ini juga lebih tertuju pada kendaraan yang dihitung dengan waktu bulanan atau tahunan. Rumus yang bisa digunakan untuk menghitung service hour method adalah sebagai berikut Biaya Depresiasi = Harga Perolehan β Nilai Residu Perkiraan Service Hour 3. Productive Output Method Hasil Unit Produksi Hasil perhitungan dari pemanfaatan satuan jumlah hasil produksi akan memberikan efek perhitungan jurnal depresiasi yang bersifat fluktuatif, sehingga perusahaan nantinya bisa menghitung depresiasi dari setiap unit produk. Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini Beban Penyusutan = Harga Perolehan β Nilai Residu Taksiran Hasil Unit Produksi Baca juga Buku Besar Bentuk T Contoh dan Cara Mudah Membuatnya Contoh Jurnal Penyusutan Aset Tetap Bila Anda sudah mengetahui pengertian dari jurnal penyusutan, maka selanjutnya Anda bisa membuat jurnal penyusutan dengan menggunakan contoh yang akan kita bahas bersama di bawah ini. 1. Metode Garis Lurus Katakanlah PT ABC mempunyai kendaraan yang mereka beli di tanggal 05 Januari 2020 seharga 150 juta rupiah. Perkiraan umur dari aset kendaraan ini ternyata 5 tahun dengan nilai sisanya yang sebanyak 50 juta rupiah. Lalu, cara mengetahui jurnal penyusutannya adalah sebagai berikut Beban Penyusutan = Rp β Rp 5 Tahun Beban Penyusutan = Rp Jurnal Penyusutan Tahunan Jadi, jurnal penyusutan pada aset tersebut di akhir tahun adalah sebagai berikut 31/12/2020 Db Beban Penyusutan Kendaraan Rp 31/12/2020 Cr Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp Jurnal Penyusutan Bulanan Bila kita menggunakan contoh kasus diatas, maka untuk setiap bulannya perhitungan biaya penyusutannya adalah 20 juta rupiah dibagi 12 bulan, jadi hasilnya adalah Rp cara mencatat jurnal penyusutannya adalah sebagai berikut 31/01/2020 Db Beban Penyusutan Kendaraan Rp 31/01/2020 Cr Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 2. Metode Jam Jasa Service Hour Masih dengan menggunakan contoh kasus di atas, PT ABC membeli kendaraan di tanggal 05 Januari 2020 sebanyak 150 juta rupiah dengan nilai sisa sebanyak 50 juta rupiah, dan kendaraan tersebut memiliki waktu maksimal selama 50 ribu jam. Nah, cara menghitungnya dengan menggunakan metode jam jasa adalah sebagai berikut Biaya Depresiasi = Rp β Rp jam Biaya Depresiasi = Rp per jam Jadi bila di tahun pertama kendaraan tersebut digunakan selama 15 ribu jam, maka perhitungannya adalah sebagai berikut jam Γ Rp = Rp Jurnal Penyusutan Tahunan Jurnal penyesuaian perusahaan tersebut jika mempunyai periode akhir dalam hitungan tahun adalah sebagai berikut 31/12/2020 Db Beban Penyusutan Kendaraan Rp 31/12/2020 Cr Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp Jurnal Penyusutan Bulanan Pada setiap bulannya, maka perhitungan biaya penyusutan bisa dihitung dengan Rp 30 juta dibagi 12 bulan, hadi hasilnya adalah 2,5 juta rupiah dengan pencatatan jurnal penyusutan sebagai berikut 31/01/2020 Db Beban Penyusutan Kendaraan Rp 31/01/2020 Cr Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 3. Metode Hasil Unit Dalam metode ini diketahui PT ABC membeli mesin produksi untuk menunjang operasional bisnis senilai 80 juta rupiah, dengan nilai sisanya yang sebesar 8 juta rupiah. Tapi berdasarkan keputusan manajemen perusahaan, mesin tersebut mampu menghasilkan produk sampai 60 ribu selama umur pemanfaatannya. Nah, beban penyusutannya adalah sebagai berikut Beban Penyusutan = Rp β Rp unit Beban Penyusutan = Rp per unit Jadi, perhitungan pada mesin produksi tersebut mempunyai beban penyusutan senilai Rp dengan tahun produksi pertama sebanyak 15 ribu unit. Sehingga, perhitungannya adalah sebagai berikut unit Γ Rp = Jurnal Penyusutan Tahunan Jurnal penyusutan tahunan terjadi jika perusahaan PT ABC mempunyai periode akhir dengan menggunakan hitungan tahun adalah sebagai berikut 31/12/2020 Db Beban Penyusutan Mesin Rp 31/12/2020 Cr Akumulasi Penyusutan Mesin Rp Jurnal Penyusutan Bulanan Untuk setiap bulannya, maka perhitungan biaya penyusutannya adalah 18 juta rupiah dibagi 12 bulan, jadi hasilnya 1,5 juta rupiah, dengan pencatatan sebagai berikut 31/01/2020 Db Beban Penyusutan Mesin Rp 31/01/2020 Cr Akumulasi Penyusutan Mesin Rp Baca juga Pembukuan Usaha Ini Cara Mudah Membuatnya untuk UMKM! Penutup Demikianlah penjelasan dari kami tentang jurnal penyusutan, lengkap dengan pengertian, metode dan rumus perhitungan, serta contoh perhitungannya. Bila Anda masih kesulitan untuk menghitungnya karena masih menggunakan cara yang manual, maka Anda bisa beralih dengan menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online. Dengan menggunakan aplikasi berbasis cloud ini, seluruh jurnal, termasuk jurnal penyusutan Anda, akan bisa dihitung secara otomatis dan laporannya akan disajikan secara cepat dan akurat. Tidak hanya itu saja, Accurate Online juga sudah dibekali dengan berbagai fitur bisnis yang akan sangat membantu Anda dalam meningkatkan efisiensi bisnis, seperti fitur perpajakan, persediaan, penjualan, pembelian, dan masih banyak lagi. Gunakan dan coba Accurate Online sekarang juga selama 30 hari gratis melalui banner di bawah ini. Seberapa bermanfaat artikel ini? Klik salah satu bintang untuk menilai. 2 pembaca telah memberikan penilaian Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini Jadilah yang pertama! As you found this post useful... Follow us on social media! We are sorry that this post was not useful for you! Let us improve this post! Tell us how we can improve this post? Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan. Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load link
Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Rekapitulasi Jurnal dan Cara Melakukannya Rekapitulasi Jurnal dan Cara Melakukannya Sebagian dari Anda pasti sudah sering mendengar tentang rekapitulasi jurnal. Rekapitulasi adalah suatu tahapan yang sangat penting di dalam siklus akuntansi. Tanpa adanya tahap ini, maka proses perekapan tidak bisa berjalan dengan baik. Bila terdapat kesalahan di dalam rekapitulasi, maka jurnal dan juga pembukuan tidak akan bisa dimasukan ke dalam buku besar. Untuk itu, sangat penting sekali untuk melakukan rekapitulasi sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku. Lalu, bagaimana cara melakukan rekapitulasi jurnal? Tenang, karena kami sudah merangkum caranya pada artikel di bawah ini. Pengertian Rekapitulasi Jurnal Secara umum, rekapitulasi adalah ringkasan ataupun akhir dari suatu laporan, atau bisa disebut juga sebagai akhir dari perhitungan. Di dalam dunia akuntansi, rekapitulasi jurnal adalah kegiatan akumulasi secara menyeluruh pada setiap kolom debit. Saat proses rekap dilakukan, setiap kesalahan kemungkinan bisa diminimalisir dengan baik. Terlebih lagi saat rekapan tersebut diposting ke dalam buku besar, maka nanti hasilnya akan lebih tertata rapi. Cara ini juga bisa membuat proses pencatatan di dalam buku besar menjadi lebih mudah. Baca juga Sifat Laporan Keuangan Ini Harus Anda Ketahui Cara Melakukan Rekapitulasi jurnal Terdapat setidaknya dua cara yang sering digunakan untuk melakukan rekapitulasi jurnal, yaitu cara manual dan cara digital. Berikut ini adalah penjelasannya 1. Cara Manual Cara rekapitulasi jurnal menggunakan metode manual sudah jarang digunakan oleh pebisnis karena sudah dinilai tidak praktis. Prosesnya adalah dengan memanfaatkan buku dan dicatat dengan tulisan tangan. Biasanya, cara ini memerlukan waktu yang lebih lama dan sangat rentan terjadi salah proses input data. Selain itu, rekapitulasi dengan menggunakan cara yang manual hanya bisa disimpan dengan cara yang konvensional. Arsip yang umurnya sudah lama juga akan rentan mengalami kerusakan karena disimpan secara bertumpuk-tumpuk dengan dokumen yang lainnya. 2. Cara Digital Cara membuat rekapitulasi jurnal berikutnya adalah cara digital. Sama seperti namanya, proses rekap akan memanfaatkan perangkat lunak atau aplikasi. Biasanya, seluruh perhitungan bisa dilakukan secara otomatis. Pihak akuntan hanya harus melakukan kegiatan input data sesuai dengan bukti transfer yang telah dimilikinya. Cara inipun terbukti lebih cepat karena data akan lebih minim kesalahan. Penyimpanan datanya pun lebih mudah dilakukan karena data akan tersimpan secara digital. Baca juga Mengenal Macam-Macam Jurnal Akuntansi dalam Pengelolaan Keuangan Siklus Perencanaan Rekapitulasi jurnal Untuk Anda yang masih awam tentang cara melakukan rekapitulasi jurnal, berikut ini adalah panduan yang bisa coba Anda ikuti 1. Mencatat Semua Transaksi di Jurnal Umum Tahap pertama yang harus Anda lakukan adalah mencatat transaksi kedalam jurnal umum. Dengan mencatat seluruh transaksi, maka Anda akan lebih mudah dalam melakukan perhitungan. Contohnya saat perusahaan melakukan perbelanjaan dengan menggunakan uang kas untuk keperluan membeli mobil baru, maka kas pun akan secara otomatis berkurang. Pencatatan pun kemudian akan dilakukan, bersamaan dengan memberikan bukti transaksi pada bagian yang berkaitan. Jika perusahaan hanya akan melakukan transaksi pada jumlah yang kecil, maka pencatatan rekapitulasi jurnal pun bisa dilakukan pada jurnal umum. Tapi bila memang jumlahnya banyak, maka harus segera dilakukan pengelompokkan. Pengelompokkan atau klasifikasi ini bisa dilakukan dengan cara membedakan transaksi yang sudah dilakukan. Contohnya seperti transaksi tiap minggu, nominal jumlah dana yang dihabiskan, dan juga kapan transaksi harus dilakukan. 2. Catat di Buku Besar Pembantu Bila sudah selesai, maka Anda bisa melanjutkannya dengan mencatat di buku besar pembantu atau yang lebih dikenal dengan buku besar. Tujuannya adalah agar proses pencatatan bisa dibuat lebih rapi. Dengan menggunakan akun besar, maka proses rekapitulasi jurnal bisa dilakukan dengan melakukan perubahan kredit atau debit. Pencatatan pada akun tertentu seperti piutang maupun utang bisa dijadikan sebagai informasi dasar dalam membuat neraca saldo. Cara melakukan rekap juga akan lebih mudah dengan memanfaatkan aplikasi atau program yang mampu menunjang kegiatan akuntansi. Selain lebih memudahkan kegiatan pencatatan, penyelesaian pun nantinya bisa dilakukan secara mudah. 3. Pembuatan Neraca Saldo Jika seluruh perencanaan saldo telah dilakukan dengan baik, maka selanjutnya Anda bisa menyiapkan saldo percobaan. Seluruh akun dengan saldo debit ini nantinya akan disimpan di bagian kolom kiri, dan saldo kredit akan ditempatkan di sisi kanan. Karena memang menggunakan buku besar dan penunjang, maka rekapitulasi jurnal pun harus dilakukan secara lebih teratur. Biasanya, kegiatan akuntansi bisa dilakukan setiap minggu atau setiap bulan. Anda harus bisa melakukan penyesuaian tergantung dengan perusahaan Anda. 4. Jurnal Penyesuaian Tahap selanjutnya adalah mengisi jurnal penyesuaian. Jurnal ini merupakan entri jurnal yang dibuat di dalam akhir periode saja. Fungsinya adalah untuk melakukan koreksi akun sebelum dibuatnya laporan keuangan. Terdapat tiga entri jurnal penyesuaian, yaitu pembayaran yang dilakukan dimuka, akrual, serta pengeluaran secara non tunai. Seluruh transaksi ini wajib dicatat secara baik oleh akuntan. Setiap entri yang digunakan akan menyesuaikan dengan pengeluaran ataupun pendapatan pada periode yang sebelumnya sudah dipilih. Konsep ini akan lebih mempermudah proses perhitungan saat dilakukan rekapitulasi jurnal. 5. Penyesuaian Neraca Saldo Neraca saldo adalah penyesuaian daftar seluruh akun perusahaan. Neraca ini akan hanya muncul di dalam laporan keuangan bila jurnal sudah dibuat. Terdapat dua cara yang umumnya digunakan untuk membuat neraca saldo, yaitu dengan memposting akun ke saldo setelah dilakukan penyesuaian atau menggunakan saldo percobaan terlebih dulu tanpa dilakukan penyesuaian. Anda harus memasukan akun mana yang akan masuk ke dalam rekapitulasi jurnal, karena hanya akun aktif saja yang masuk ke dalam neraca saldo. Bila akun hanya mempunyai nomor saldo, maka Anda tidak diwajibkan untuk mencatatnya pada neraca saldo. Baca juga Jurnal Eliminasi Konsolidasi Pengertian dan Peran Pentingnya Untuk Laporan Keuangan 6. Membuat Laporan Keuangan Selanjutnya adalah dengan membuat laporan keuangan, termasuk di dalam laporan laba rugi, laporan neraca, laporan laba tertahan, laporan arus kas, dan lain sebagainya. Tujuan dari akuntansi keuangan perusahaan adalah menulis setiap siklus akuntansi. Sehingga, bisa kita simpulkan bahwa konsep dalam pelaporan keuangan dan siklus akuntansi adalah hanya fokus pada penyediaan informasi saja. Tapi, informasi yang tersaji harus jelas sesuai dengan fakta lapangan. 7. Membuat Lembar Kerja Akuntansi Lembar kerja akuntansi adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu akuntan dalam membuat rekapitulasi jurnal. Selain itu, lembar kerja akuntansi pun bisa digunakan untuk membuat laporan akhir tahun. Lembar kerja ini berfungsi untuk melacak setiap tahapan di dalam siklus akuntansi. Biasanya, dokumen ini mempunyai lima set kolom yang dimulai dari akun saldo percobaan. Itu artinya, lembar kerja akuntansi adalah lembaran kerja yang menampilkan siklus akuntansi. Setiap langkah dan transaksinya, seperti kredit, debit dan total saldo harus dihitung secara seksama. 8. Membuat Jurnal Penutup Bila seluruh entri telah dimasukkan, berikut dengan seluruh transaksi perusahaan, maka selanjutnya Anda bisa membuat jurnal penutup. Jurnal penutup di dalam rekapitulasi jurnal hanya dibuat bila seluruh akun dihapus secara sementara dan ditransfer ke akun secara permanen. Di dalam bisnis perdagangan, jurnal penutup ini sama seperti menutup buku. Akun sementara yang merupakan akun laporan laba rugi nantinya bisa digunakan untuk kebutuhan melacak kegiatan selama periode waktu tertentu. Lain halnya dengan akun permanen, yang merupakan akun untuk melacak kegiatan dengan daya tahan yang lebih lama, seperti aset tetap perusahaan. 9. Membuat Ringkasan Penghasilan Bagian selanjutnya dalam melakukan rekapitulasi jurnal adalah akun ringkasan penghasilan. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan saldo akun laba rugi, akun pengeluaran, akun pendapatan, dan akun penutupan dari siklus akuntansi. Jadi, akun ringkasan hanyakan pengganti saldo akun pada akhir periode. Saat entri penutupan sudah berhasil dibuat, maka laporan keuangan dan juga kegiatan akuntansi sudah memasuki tahap akhir. 10. Neraca Saldo Tutup Buku Seluruh akun yang sudah selesai dihitung di dalam rekapitulasi jurnal harus diposting ke dalam buku besar. Kegiatan ini seringkali dikenal dengan neraca saldo tutup buku dan sangat identik dengan akun yang terdapat di dalam neraca. Neraca saldo tutup buku di dalam rekapitulasi jurnal telah ditutup sepenuhnya, begitu juga dengan laba rugi perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga, tidak akan ada lagi saldo yang berjalan setelah rekap jurnal sudah selesai dibuat. Tujuan utama dibuatnya neraca saldo adalah untuk memverifikasi seluruh akun, baik itu secara sementara ataupun permanen. Total kredit dan debit yang sudah dibuat ke dalam sistem akuntansi sudah tercatat secara rapi dan juga sudah siap untuk dilaporkan. Baca juga Contoh Jurnal Khusus Penjualan dan Penjelasan Lengkapnya Penutup Demikianlah penjelasan dari kami tentang rekapitulasi jurnal dan cara melakukannya. Namun, saat ini Anda sudah tidak perlu pusing-pusing lagi dalam melakukan rekapitulasi jurnal, karena semuanya bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online. Aplikasi yang sudah dipercaya oleh lebih dari 483 ribu pebisnis di Indonesia ini akan mencatat setiap transaksi, mencatat rekapitulasi jurnal, dan membuat lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis. Di dalamnya pun sudah dilengkapi dengan fitur bisnis luar biasa, lengkap dengan tampilan dashboard yang sederhana dan mudah digunakan. Operasional bisnis Anda nantinya akan berjalan lebih efisien dan, Anda bisa lebih fokus dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis. Jadi apa lagi yang Anda tunggu? Ayo klik banner di bawah ini untuk langsung mencoba Accurate Online selama 30 hari, Gratis! Seberapa bermanfaat artikel ini? Klik salah satu bintang untuk menilai. 0 pembaca telah memberikan penilaian Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini Jadilah yang pertama! As you found this post useful... Follow us on social media! We are sorry that this post was not useful for you! Let us improve this post! Tell us how we can improve this post? Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan. Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load link
cara membuat jurnal penyesuaian di accurate